Sabtu, 16 November 2013

Waktunya untuk berpisah (Senyum)

Yang dengarkan sayang kita harus bicara empat mata
Yang dengarkan saja ini akan terasa menyakitkan
Sadarkah kita yang memaksa (memaksa cinta)
Sedangkan inginnya berbeda
Aku maunya begini kamu maunya begitu
Kita tak pernah setuju pada satu cinta
( Begini begitu_Numata ) 


Kita ini udah kaya seseorang yang membeli baju yang kesempitan. Udah tahu gak pas malah dipas-pasin.
Kamu sadar gak kita sekarang itu kaya seseorang yang salah naik bus. Mau stop tapi merasa belum saatnya.
Kamu harus tahu kita tu udah kaya baju lama di lemari. Mau dibuang sayang, ga dibuang ga sret lagi.
Ya. Kita memaksa untuk tetap bertahan....


Sadar atau gak sadar, kita, kamu, pernah memaksa atau tepatnya 'memaksakan' sesuatu. Padahal pada dasarnya kita sadar gak ada satu orang pun yang senang dipaksa. Ini naluriah. Hanya saja kita sering melakukanya. Dari hal yang simple sampai hal-hal yang dapat memecah belah dengan orang lain. Semua kita lakukan. Baru sadar? Syukurlah belum terlambat. Belum sadar? Gawat!

Terutama tentang hubungan, dalam hal ini 'pacaran'. Kebanyakan kita 'memaksakan' perasaan kita pada seseorang, sadar atau enggak sadar. Hanya sedikit orang-orang yang benar-benar merasakan buah manisnya cinta. Sisanya? Hanya mencicipi daun, ranting atau bahkan akar dari cinta. Ini adalah tanda-tanda kamu memaksakan sebuah hubungan :
     1.   Meminta bukan (menerima) sesuatu
Ini bukti pertama bahwa kamu memaksakan perasaan kamu. Mungkin kamu sering melakukannya tapi kamu lupa. Saya ingatkan. Ketika kamu memaksakan seseorang untuk seperti apa yang kamu mau kamu hanya memaksakan perasaan orang itu, atau kamu sendiri untuk hanyut didalam perasaan semu. Awalnya terlihat wajar, namun akhirnya kamu akan sadar. Seperti, meminta untuk ditelpon tiap hari (operator aja gak kaya gitu), meminta diantar kemana-mana (dia ojek?), meminta dia untuk dandan seperti yang kamu mau, meminta ini, meminta itu. Damn. That's enough. Dia bukan yang terbaik untuk kamu. Jangan paksakan rasa kamu lagi. Diluar sana masih banyak seseorang yang bisa buat kamu bahagia bukan dengan 'dipaksa'.
     2.   Sayang (?)
Sayang bermakna ganda. Sayang karena udah terlalu lama jadi gak mau buat diputusin atau Sayang karena kamu bener-bener sayang (ini jarang). Kebanyakan rasa sayang timbul karena udah 'lama sama-sama'. Ini memang benar. Rasa sayang bisa timbul karena keseringan untuk sama-sama. Tapi tahukah kamu hanya sedikit rasa sayang yang murni. Simple nya seperti ini, ketika kamu beneran sayang gak akan ada kamu akan mengeluh tentang hubungan kamu!
Banyak yang bilang gini, "Aku sayang kamu" kemudian mengeluhkan tentang hubungan yang tidak seperti diinginkan. Namun merasa 'Sayang' untuk putus. Alasannya? Lihat poin no tiga.
     3.   Aku bukan jomblo!
Ini lah poin utama kenapa seseorang memaksakan perasannya. JOMBLO. Setiap orang gak enjoy dengan kata tersebut. Mengapa saya berani berstatement demikian? Kalo ia enjoy dengan jomblo berarti dia siap untuk gak berpasangan :)
Itulah yang menjadi pemicu memaksakan perasaan 'cinta'. Takut untuk jatuh dikelamnya dunia jomblo. Mereka yang 'memaksa' untuk bertahan takut untuk jatuh ke lubang jomblo lagi. Mereka gak berani melepaskan si dia yang gak pantas hanya karena takut gak bisa mendapatkan seseorang lagi. Boleh saya tampar anda?
Dunia ini luas.
Asal kamu tahu lebih banyak populasi orang-orang yang masih sendiri ketimbang yang berpasangan. Sedikit pula dari orang-orang yang berpasangan itu merasakan sesuatu yang indah. Mereka bertahan untuk sakit.

So? Cobalah untuk melepaskan. Bebaskan perasaanmu.
Sadarkan hatimu bahwa kamu pantas dapatkan seseorang yang bisa membuat kamu merasakan kebahagian sebenarnya bukan kebahagian semu. 
Peduli setan apa kata orang ketika kamu melepaskan dia.
Peduli setan tentang sakit sementara yang kamu rasakan saat melepaskan dia.
Ketika kamu memutuskan untuk bahagia. Kamu harus melakukannya. Bukan memimpikannya.


" Kamu harus tahu kapan waktunya untuk berhenti
 dan
kapan waktunya untuk memulai "

Sohibmu,


Ar_putra
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar